Tuesday, February 07, 2012

tidak ada judul

Ibu, Ibu oh, datang mengguncang keluar riang
dari pembaringannya
Kosongkan ember itu,menyalakan tungku
Menjahit kancing dan merapihkan tempat tidur.
Dimana ibu yang rumahnya begitu
mengejutkan?
Dia di kamar bayi, bahagia dengan was-was si bayi terbangun.
Oh, aku sudah dewasa sebagai beban yang membawa beban


Masakan yang menunggu.dan adik-adiku telah siap untuk rutinitas.
Belanja itu tidak dilakukan karna terbiasa dengan sisa.
Dan di halaman ada sebuah tumpukan sampah yang harus segera
dibersihkan.
Tapi aku bermain terus saja bermain halma dan ini adalah aku.
Lihat...!!!Bukankah mata
yang takan bisa aku pahami
itu.akan terus ibu lakukan menunggu sampai
besok,besok,besok sampai beban dewasa dan membawa bebannya.
Untuk anak-anak tumbuh, hingga belajar untuk
kesedihan.
sekolah itu hanya menjadikanku seorang yang pandai
mencari alasan.
tungku itu kini telah berubah.juga sang bayi kini telah dengan bayinya.
tapi mata itu tak pernah berubah tetap tak bisa di pahami.
jangan bilang doamu tak manjur lagi ibu.
lihat kami masih berdiri di atas kaki kami.ini karna doa-doamu ibu
senyum dan ridhomu harapan buat kami

maaf....ibu